Tahun 2013. July.
Itu tahun dimana aku masuk sekolah baru, SMA.... aku menjerit
histeris bareng patrick dikamar jingkrak
– jingkrak, sebenarnya sih bonekaku itu tidak hidup namun karena liburan
panjang setelah UN SMP membuatku buta akan buku. WAW...
Disini memang tidak ada yang menarik namun yang menarik
adalah saya. Sungguh saya selalu berkata jujur.
Ayah ibu saya guru namun aku
merasa keturunan masa sekarang aku dan adik saya berbeda digenerasi yang
berbeda. Mau gimana lagi itu takdir tuhan yang kasih? Terlebih budhe dan padhe yang
selalu membanggakan anak – anaknya yang masuk SMPTN , dan anaknya yang sudah
kerja diluar kota bawa rezeki pulang kepada orang tua masing – masing.
Dari situ aku dapat titik point yang paling harus di pegang
hati – hati yaitu sabar, berusaha dan belajar . karena sebuah angan atau cita –
cita tak akan tercapai jika kita masih terbuai dalam mimpi dan impian yang
diciptakan diri sendiri tanpa berusaha.
Banyak orang yang mengatakan diriku pintar karena aku anak
seorang guru dan mereka selalu mengatakan orang tua ku mempunyai biaya untuk
sekolahku ke depan, tapi aku merasa aku bukan anak guru yang diidam – idamkan
orang tua seringkali diriku ditegur untuk kembali ke jalan yang benar untuk
belajar. Rata – rata teman ,anak tetangga sebelah , dan saudara – saudaraku yang
umurnya masih dibawahku bercita – cita sebagai guru karena pengaruh orang tua
masing - masing.
WHAT? Teriakku dalam hati, bukannya aku tidak setuju tapi
kalo di survei secara jelas adalah perbedaan generasi yang jelas sangat
terlampau jauh kesamaannya, mungkin 1 % kesamaannya yaitu nama kegiatannya ‘learning’ . Sebelumnya aku pun tertarik
dan bercita – cita sebagai guru karena ayahku adalah seorang kapiten. Maksudku
kapiten penyebar ilmu, hehehe.
Diawali dengan sifat ayahku yang humoris namun bijaksana
dalam berbagai cerita masa lalu dari lahir sampai menjadi ayahku sekarang, tapi
cerita yang lebih menonjol adalah saat ia berada dibangku sekolah, ia pernah
tidak naik kelas (aku tercengang) bagaimana bisa ayahku yang seorang guru
bahasa inggris terbaik menurutku bisa seperti itu? Itu karena kurangnya perhatian
dari orang tua zaman dahulu. Ia selalu berpesan jika aku jatuh harus bangkit
dengan kemauan sendiri serta tak merepotkan orang di sekitarku.
ayah dari ayahku yang sudah meninggal saat ayah berumur 3 tahun, dan ibu dari ayahku adalah penjual
gorengan, menurutnya perjuangan dalam hidup dimulai dari bangun pagi seperti
pepatah lama yang dulu – dulu. Saat itu ayah belum pandai membaca , maka dari
itu aku harus dikenai bacaan 2 jam setiap harinya untuk tidak mengulangi
kesalahan ayah dimasa depanku. Dan yang paling sangat aku takjub ayahku sangat
bisa membagi waktu membantu nenek di warung dan belajar di banyak tempat
terduga, dari masjid setelah shalat fardhu dan sebelum tidur malam kembali.
Lalu ibuku yang juga berkerja sebagai guru, dulunya ibu anak
petani miskin dengan ibu rumah tangga yang main colongan. Maksudnya dalam
keadaan susah senang ibu dari ibuku itu memiliki inisiatif saat sang suami
tidak menafkahinya dikarenakan panen yang lama dan kebiasaan buruk kakek yang
suka membeli sarung. Ibu selalu
berkomentar “waktu zamannya ibu dulu , makan pake tempe penyet atau sayur asem
sayur timun pun bisa hidup dan mencapai cita – cita ibu” dan dulu juga ibu
sering di cemooh oleh tetangga karena mereka yakin ibu tidak bisa menjadi
seorang guru di masa depannya.
Tapi takdir berkata lain, ibu menjadi guru (ini cerita paling
mengesankan). Setelah nenek meninggal saat ia berumur 13 tahun ,ibuku tidak
memiliki seorang pelindung didepan mata kakek, ibuku selalu saja tidak
dipercayai dan selalu dibilang malas olehnya, padahal ibuku waktu muda dulu juga merawat 3 keponakan
kakaknya yang sangat rewel dan kebetulan juga istri kakak ibuku adalah orang
pemalas dan kurang peduli , semua itu ibu lakukan untuk mendapatkan biaya
tambahan disekolahnya.
Aku kagum dengan sosok dua orang tuaku, meskipun terkadang
aku tak cocok dengan mereka (maksudku banyak perselisihan sepele). Oh ya
kembali ke topik saat aku terkaget karena rata – rata keinginan kerabat menjadi
guru. Sebenarnya karena murid lesku, meskipun aku masih anak baru dewasa aku
sudah mengajar 20 murid kelas 3 SD setiap tahunnya , tentunya aku mengajar pelajaran
bahasa inggris .
Sungguh nakal luar biasa , mungkin karena bawaan teman (dulu
aku juga) tapi tak seharusnya seperti itu pernah aku marah besar sampai tak
mau mengajar lagi tapi ibuku yang tidak
bahasa inggris memohon kepadaku.
“ayolah, cantik. Kalau ibu bisa inggrisan begitu kan tidak
minta sama kamu ngajar murid ibu”
“kemarin kan aku pernah ajarin ibu” ketusku yang masih
membaca novel .
“lah otaknya anak zaman sekarangkan lebih landep jadi beda
sama ibu sering lupa”
Itu masih teringat tapi setidaknya aku tahu ibuku masih tekun
belajar, belajar bahasa inggris denganku walaupun masih sangat chetek sekali.
Menurutku guru itu adalah pekerjaan mulia yang sangat membutuhkan kesabaran luar biasa. aku juga kagum dengan guru - guru disekolahku dengan kelakuan anak didiknya yang sangat ribut. Ingin sekali aku belajar dan terus belajar, meskipun waktu
main harus hilang demi masa depan serta kehidupan ayah dan ibu dahulu kecil
akan ku bawa kebahagian untuk generasi selanjutnya. Mencapai cita – cita
meskipun masalah menghadang dan sering kita berpikir mustahil mancapainya jika
dengan niat dan usaha untuk diri sendiri pasti sangatlah baik juga untuk orang
disekitar kita.
Salam serta dari Princess fat, blog ini = maaf juga nasihat
dan cerita yang kurang berkenan ya kawan= akhir kata ~The End~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar