Powered By Blogger

Jumat, 18 Juli 2014

Dig Our self

Bagi siswa yang benar – benar melakukan hal yang juga dilakukan oleh saya , #maafya..
Tahun 2013. July.
Itu tahun dimana aku masuk sekolah baru, SMA.... aku menjerit histeris bareng patrick  dikamar jingkrak – jingkrak, sebenarnya sih bonekaku itu tidak hidup namun karena liburan panjang setelah UN SMP membuatku buta akan buku. WAW...
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://img3.wikia.nocookie.net/__cb20100724183918/spongebob/images/3/33/Patrick_Star.svg&imgrefurl=http://spongebob.wikia.com/wiki/Patrick_Star&h=416&w=309&tbnid=JYjaTgXxsrhJjM:&zoom=1&docid=os3Zeu5E-15vrM&ei=shvJU9qeKsqSuASuooDwDw&tbm=isch&client=firefox-a Pertama masuk sekolah adalah dimana ada acara orientasi sekolah yang benar – benar berbeda dengan anak smp yang pra remaja itu. Gile bener digembleng gitu sama kakak kelas yang sama dengan adik kelas, Semua rata dari dulu – dulunya.
Disini memang tidak ada yang menarik namun yang menarik adalah saya. Sungguh saya selalu berkata jujur. 

Ayah ibu saya guru namun aku merasa keturunan masa sekarang aku dan adik saya berbeda digenerasi yang berbeda. Mau gimana lagi itu takdir tuhan yang kasih? Terlebih budhe dan padhe yang selalu membanggakan anak – anaknya yang masuk SMPTN , dan anaknya yang sudah kerja diluar kota bawa rezeki pulang kepada orang tua masing – masing.
Dari situ aku dapat titik point yang paling harus di pegang hati – hati yaitu sabar, berusaha dan belajar . karena sebuah angan atau cita – cita tak akan tercapai jika kita masih terbuai dalam mimpi dan impian yang diciptakan diri sendiri tanpa berusaha.

Banyak orang yang mengatakan diriku pintar karena aku anak seorang guru dan mereka selalu mengatakan orang tua ku mempunyai biaya untuk sekolahku ke depan, tapi aku merasa aku bukan anak guru yang diidam – idamkan orang tua seringkali diriku ditegur untuk kembali ke jalan yang benar untuk belajar. Rata – rata teman ,anak tetangga sebelah , dan saudara – saudaraku yang umurnya masih dibawahku bercita – cita sebagai guru karena pengaruh orang tua masing - masing.

WHAT? Teriakku dalam hati, bukannya aku tidak setuju tapi kalo di survei secara jelas adalah perbedaan generasi yang jelas sangat terlampau jauh kesamaannya, mungkin 1 % kesamaannya yaitu nama kegiatannya ‘learning’ . Sebelumnya aku pun tertarik dan bercita – cita sebagai guru karena ayahku adalah seorang kapiten. Maksudku kapiten penyebar ilmu, hehehe. 

Diawali dengan sifat ayahku yang humoris namun bijaksana dalam berbagai cerita masa lalu dari lahir sampai menjadi ayahku sekarang, tapi cerita yang lebih menonjol adalah saat ia berada dibangku sekolah, ia pernah tidak naik kelas (aku tercengang) bagaimana bisa ayahku yang seorang guru bahasa inggris terbaik menurutku bisa seperti itu? Itu karena kurangnya perhatian dari orang tua zaman dahulu. Ia selalu berpesan jika aku jatuh harus bangkit dengan kemauan sendiri serta tak merepotkan orang di sekitarku.

ayah dari ayahku yang sudah meninggal saat ayah  berumur 3 tahun, dan ibu dari ayahku adalah penjual gorengan, menurutnya perjuangan dalam hidup dimulai dari bangun pagi seperti pepatah lama yang dulu – dulu. Saat itu ayah belum pandai membaca , maka dari itu aku harus dikenai bacaan 2 jam setiap harinya untuk tidak mengulangi kesalahan ayah dimasa depanku. Dan yang paling sangat aku takjub ayahku sangat bisa membagi waktu membantu nenek di warung dan belajar di banyak tempat terduga, dari masjid setelah shalat fardhu dan sebelum tidur malam kembali.

Lalu ibuku yang juga berkerja sebagai guru, dulunya ibu anak petani miskin dengan ibu rumah tangga yang main colongan. Maksudnya dalam keadaan susah senang ibu dari ibuku itu memiliki inisiatif saat sang suami tidak menafkahinya dikarenakan panen yang lama dan kebiasaan buruk kakek yang suka membeli sarung.  Ibu selalu berkomentar “waktu zamannya ibu dulu , makan pake tempe penyet atau sayur asem sayur timun pun bisa hidup dan mencapai cita – cita ibu” dan dulu juga ibu sering di cemooh oleh tetangga karena mereka yakin ibu tidak bisa menjadi seorang guru di masa depannya.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.rizqifahma.com/wp-content/uploads/2011/05/nenek-nenek.jpg&imgrefurl=http://www.rizqifahma.com/kemana-nenek-nenek-itu/&h=391&w=500&tbnid=nrX_f4m1GQXweM:&zoom=1&docid=bgoFgq8IqJZtFM&ei=Zx7JU5WdA8efugTQgIKwAQ&tbm=isch&client=firefox-a
 
Tapi takdir berkata lain, ibu menjadi guru (ini cerita paling mengesankan). Setelah nenek meninggal saat ia berumur 13 tahun ,ibuku tidak memiliki seorang pelindung didepan mata kakek, ibuku selalu saja tidak dipercayai dan selalu dibilang malas olehnya, padahal ibuku waktu muda dulu juga merawat 3 keponakan kakaknya yang sangat rewel dan kebetulan juga istri kakak ibuku adalah orang pemalas dan kurang peduli , semua itu ibu lakukan untuk mendapatkan biaya tambahan disekolahnya. 

Aku kagum dengan sosok dua orang tuaku, meskipun terkadang aku tak cocok dengan mereka (maksudku banyak perselisihan sepele). Oh ya kembali ke topik saat aku terkaget karena rata – rata keinginan kerabat menjadi guru. Sebenarnya karena murid lesku, meskipun aku masih anak baru dewasa aku sudah mengajar 20 murid kelas 3 SD setiap tahunnya , tentunya aku mengajar pelajaran bahasa inggris .
Sungguh nakal luar biasa , mungkin karena bawaan teman (dulu aku juga) tapi tak seharusnya seperti itu pernah aku marah besar sampai tak mau  mengajar lagi tapi ibuku yang tidak bahasa inggris memohon kepadaku.

“ayolah, cantik. Kalau ibu bisa inggrisan begitu kan tidak minta sama kamu ngajar murid ibu”
“kemarin kan aku pernah ajarin ibu” ketusku yang masih membaca novel .
“lah otaknya anak zaman sekarangkan lebih landep jadi beda sama ibu sering lupa”

Itu masih teringat tapi setidaknya aku tahu ibuku masih tekun belajar, belajar bahasa inggris denganku walaupun masih sangat chetek sekali.
Menurutku guru itu adalah pekerjaan mulia yang sangat membutuhkan kesabaran luar biasa. aku juga kagum dengan guru - guru disekolahku dengan kelakuan anak didiknya yang sangat ribut. Ingin sekali aku belajar dan terus belajar, meskipun waktu main harus hilang demi masa depan serta kehidupan ayah dan ibu dahulu kecil akan ku bawa kebahagian untuk generasi selanjutnya. Mencapai cita – cita meskipun masalah menghadang dan sering kita berpikir mustahil mancapainya jika dengan niat dan usaha untuk diri sendiri pasti sangatlah baik juga untuk orang disekitar kita. 

Salam serta dari Princess fat, blog ini = maaf juga nasihat dan cerita yang kurang berkenan ya kawan= akhir kata ~The End~

Tidak ada komentar: